Kamis, 18 April 2013

Curhat Seorang Ibu


Saudaraku,
Tolong jangan kotak-kotakkan kami dengan istilahmu ; ibu bekerja dan ibu rumah tangga.

Kami sama seorang ibu.
Kami sama sangat mencintai anak-anak kami.
Kami sama mencurahkan segala perhatian kepada keluarga kami.

Apa kau kira istilahmu tidak menyakiti kami?

Jika sebagian dari kami dengan rela keluar rumah, menyisingkan lengan baju, menghadapi topan badai dengan dada penuh rasa cinta pada anak dan keluarga kami, dan
Jika sebagian dari kami mencurahkan seluruh waktu sampai tak punya waktu untuk memikirkan
diri kami sendiri demi memastikan segalanya berjalan baik di dalam rumah kami.
Apa kau kira istilahmu tidak menyakiti kami?
Jika sebagian dari kami memeras air susu kami dan terpaksa meninggalkannya dalam
botol-botol demi anak-anak kami, dan
Jika sebagian dari kami dengan rela menunggui anak-anak kami menghisap air susu kami , melupakan keinginan sekedar berjalan keluar rumah ataupun sekedar bermimpi..

Apa kau kira kami tidak sama mulianya?

Jika di pagi buta kami sama-sama bangun menyiapkan segalanya demi keluarga kami.
Sebagian dari kami dengan segala doa akan keluar rumah menjemput rizki, dan
Sebagian dari kami memutuskan tetap tinggal untuk membangun benteng, memanjatkan segala doa
agar keluarga kami senantiasa dibukakan pintu-pintu rizki.

Saudaraku,
Kamu tidak tau rasanya betapa sedihnya sebagian dari kami berharap bisa memeluk keluarga kami dari kejauhan saat tau salah satu dari mereka ada yang sakit atau terluka,
dan
Kamu juga tidak tau rasanya jika sebagian dari kami kadang merasa sangat tidak dihargai
dan orang disekitar kami menganggap biasa walau seluruh waktu dan hidup kami curahkan untuk selalu ada di dalam rumah dan dekat dengan keluarga kami.

Saudaraku,
Jangan kau buat kami iri satu sama lain.
Jangan kau buat kami merasa lebih hebat satu sama lain.
Kami sama hebatnya.
Kami sama mulianya.
Seluruh hidup kami penuh dengan doa dan cinta.


mengutip Mba Ninok di Jepara...

Senin, 07 Januari 2013

KENALI FASE TANTRUM PADA ANAK

tantrum_zps57648814

Pernahkah mengalami anak kita suka merebut mainan temannya, tetapi mainannya sendiri tidak boleh dipinjamkan ke temannya? Atau tiba-tiba si kecil menggigit tangan temannya? Memukul temannya? Menangis sambil teriak-teriak?melempar-lempar mainan? Atau bahkan membenturkan kepalanya? Pasti pusing ya moms, kita harus punya kesabaran tak terbatas untuk menghadapinya padahal badan udah super capek, tak jarang saya pun sering lepas kesabaran dan akhirnya marah, tapi tahukah kita apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan buah hati kita? Kalau belajar dari buku dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed yang pernah saya baca, si kecil kemungkinan besar sedang mengalami tantrum. Tantrum sering muncul pada anak usia 15 -16 tahun dan biasanya terjadi pada anak yang aktif dan energi berlimpah. Tantrum merupakan bagian dari proses perkembangan fisik, kognitif dan emosi anak. Prilaku ini sebenarnya tergolong normal dan episode tantrum pasti akan berakhir. Namun jika kita keliru dalam menyikapi tantrum, maka kita akan kehilangan kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang bagaimana caranya bereaksi terhadap emosi-emosi yang normal (semisal marah, frustasi, takut, jengkel, dll) secara wajar dan bagaimana bertindak dengan cara yang tepat, sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain. Oleh sebab itu, yuuk kita kenal lebih dekat apa itu tantrum pada anak dan bagaimana menghadapinya.

Bentuk-bentuk tantrum sesuai usia: 

  • < 3 Tahun: Menangis, menggigit, memukul, menendang, menjerit, memekik, punggung dilengkungkan, melempar badan ke lantai, menahan nafas, membenturkan kepala, melempar barang. 
  • 3-4 Tahun: ditambah dengan menghentak-hentakkan kaki, berteriak-teriak, meninju, membanting pintu, mengritik, merengek. 
  • Usia 5 Tahun ke atas: ditambah dengan sumpah serapah, memukul kakak/adik/teman, mengkritik diri sendiri, memecahkan barang dengan sengaja mengancam. 


Beberapa faktor penyebab tantrum:

  1. Terlarangnya keinginan anak 
  2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan perasaan diri 
  3. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan ruang dan waktu untuk selalu bergerak dan untuk mencoba kemampuan baru. Misalnya ingin makan sendiri, tapi tidak diperbolehkan oleh orang tua/pengasuh. 
  4. Anak yang terlalu dimanja dan selalu dikabulkan keinginannya termasuk pola asuh yang tidak konsisten dalam mendidik anak. 
  5. Anak merasa lelah, lapar, atau sakit 
  6. Anak stres (misal karena tugas sekolah) atau merasa tidak aman (insecure) 


Bagaimana menyikapi tantrum?

  1. Dengan mencegah terjadinya tantrum, caranya dengan mengenali kebiasaan anak dan ketahui kondisi pencetus tantrum dan tinjau pola asuh yang kita terapkan. 
  2. Saat anak sedang mengalami tantrum, orang tua harus tetap tenang, tahan emosi. Anak jangan diacuhkan namun juga tida perlu membujuk, berargumen, atau memberi nasihat moral agar anak menghentikan tantrumnya. Jika kita berusaha menghentikannya, tantrum justru akan semakin intens. Peluk anak dengan rasa cinta, duduk/berdiri berada didekatnya. Pastikan anak merasa aman dan tahu bahwa orang tuanya ada dan tidak menolak dia. 
  3. Setelah tantrum berhenti, jangan dihukum dan jangan diberi hadiah. Berikan saja rasa cinta dan rasa aman, kemudian evaluasi mengapa terjadi tantrum. Ajarkan untuk tidak mengulangi kesalahan ketia keadaan sudah tenang dan nyaman bagi anak dan orang tua. Semangat to be a good mom! 

Kamis, 03 Januari 2013

Manfaat Kunyit Bagi Lambung


Siapa siy yang ga kenal kunyit atau kalau orang sunda bilang koneng mungkin karena warna dagingnnya yg kuning oranye....Si kunyit ini luar biasa loh manfaatnya ga cuma digunakan buat bumbu dalam masakan dia juga sangat baik untuk kesehatan..salah satunya kuntuk kesehatan lambung kita. Apalagi buat orang yang sedang kena radang maag, atau radang usus, diare dan teman-temannya itu, termasuk saya yang dulu sering langganan sakit maag, alhamdulillah sembuhnya dengan si kunyit ini. 
Caranya: 
1. Pilih Kunyit biang, bisa cari/ beli dipasar. 
2. Cuci bersih 3 kunyit biang, kemudian kupas asal kulitnya (secukupnya saja) 
3. Parut kemudian masak dengan air satu gelas besar 
4. Biarkan mendidih dan air kira-kira tinggal separuhnya 
5. Tuangkan ke dalam gelas, biar kan agak dingin, kemudian tambahkan madu secukupnya dan diminum. Ulangi minimal 3x sehari. 

Kenapa kunyit bisa mengobati sakit maag, radang usu atau diare? Ternyata salah satu kandungan yang terdapat di dalam kunyit adalah minyak atsiri yang berkhasiat sebagai antioksidan dan anti radang yang dapat melindungi lambung/usus. So, mulai sekarang kalo perut terasa sakit coba deh ramuan kunyit di atas, insyaAllah sakit perutnya ga bertahan lama. Selamat mencoba! :)